Tuesday, April 28, 2015

Monday, April 27, 2015

JARINGAN EPITEL

Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukaan tubuh, organ tubuh atau permukaan saluran tubuh hewan.
Berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan epitel dibagi menjadi
1. Epitel Pipih
a.
Epitel pipih selapis
Contoh:
pada pembuluh darah, alveolus, pembuluh limfe, glomerulus ginjal.
b.
Epitel banyak lapis
Contoh:
pada kulit, rongga mulut, vagina.
2. Epitel Kubus
a.
Epitel kubus selapis
Contoh:
pada kelenjar tiroid, permukaan ovarium.
b.
Epitel kubus banyak lapis
Contoh:
pada saluran kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit.





Gbr.     1. Epitel kubus selapis
        2. Epitel pipih selapis
3. Jaringan ikat
(diambil dari lapisan allantois dan amnion embrio babi).

3. Epitel Silindris
a.
Epitel silindris selapis
Contoh:
pada lambung, jonjot usus, kantung empedu, saluran pernafasan bagian atas.


Gbr. Epitel silindris banyak lapis bersilia .
(tampak silia di tengah-tengah,
diambil dari eaofagus janin).
b.
Epitel silindris banyak lapis
Contoh:
pada saluran kelenjar ludah, uretra.
c.
Epitel silindris banyak lapis semu/epitel silindris bersilia
Contoh:
pada trakea, rongga hidung.
4. Epitel Transisional
Merupakan bentuk epitel banyak lapis yang sel-selnya tidak dapat digolongkan berdasarkan bentuknya. Bila jaringannya menggelembung bentuknya berubah.
Contoh: pada kandung kemih.
Gbr 3. Epitel transisional dari kandung kemih anjing.

A : kandung kemih kosong

B : kandung kemih berisi urine

Sebagai jaringan yang menutup seluruh permukaan luar dan dalam tubuh setiap organisme, jaringan epitel mempunyai fungsi sebagai berikut

1. Sebagai pelindung
2. Sebagai kelenjar
3. Sebagai penerima rangsang
4. Sebagai lalu lintas keluar masuknya zat


Saturday, April 25, 2015

Adaptasi Pada Makhluk Hidup


Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik.

1.           Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup.
Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, dan sebagainya yang runcing dan tajam untuk makan daging. Sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba dan lain sebagainya tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong rumput atau daun dan mengunyah makanan.

2.           Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik.
Contohnya
Ø  unta yang punya kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama.
Ø  anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin.

3.           Adaptasi Tingkah Laku / Behavioral
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku terhadap lingkungannya.
a)      Mimikri
Mimikri adalah teknik manipulasi warna kulit pada binatang seperti misalnya bunglon yang dapat berubah-ubah sesuai warna benda di sekitarnya agar dapat mengelabuhi binatang predator / pemangsa sehingga sulit mendeteksi keberadaan bunglon untuk dimangsa.
b)      Hibernasi
Hibernasi adalah teknik bertahan hidup pada lingkungan yang keras dengan cara tidur menonaktifkan dirinya (dorman). Hibernasi bisa berlangsung lama secara berbulan-bulan seperti beruang pada musim dingin. Hibernasi biasanya membutuhkan energi yang sedikit, karena selama masa itu biantang yang berhibernasi akan memiliki suhu tubuh yang rendah, detak jantung yang lambat, pernapasan yang lambat, dan lain-lain. Binatang tersebut akan kembali aktif atau bangun setelah masa sulit terlewati. Contoh hewan yang berhibernasi yaitu seperti ular, ikan, beruang, kura-kura, bengkarung, dan lain-lain.
c)      Autotomi
Autotomi adalah teknik bertahan hidup dengan cara mengorbankan salah satu bagian tubuh. Contoh yaitu cicak / cecak jika merasa terancam ia akan tega memutuskan ekornya sendiri untuk kabur dari sergapan musuh. Ekor yang putus akan melakukan gerakan-gerakan yang cukup menarik perhatian sehingga perhatian pemangsa akan fokus ke ekor yang putus, sehingga cicak pun bisa kabur dengan lebih leluasa.
d)     Estivasi
Estivasi adalah menonaktivkan diri (dorman) pada musim panas dengan suhu udara yang panas dan kering. Hewan-hewan seperti kelelawar, tupai, lemur kerdil, dll akan mengestivasi diri di tempat yang aman dan terlindung. Pada tumbuhan estivasi juga dilakukan oleh oleh pohon jati dengna meranggas atau menggugurkan daun.
e)      Simbiosis Rayap dan Flagellata
Rayap membutuhkan bantuan makhluk hidup lainnya yaitu flagelata untuk mencerna kayu yang ada di dalam usus rayap. Tanpa flagellata rayap tidak akan mampu mencerna kayu yang masuk ke dalam tubuhnya. Rayap-rayap kecil yang baru menetas mendapatkan flagellata dengan jalan menjilat dubur rayap dewasa. Rayap secara periodik melakukan aktivitas ganti kulit dan meninggalkan bagian usus lama, sehingga rayap akan memakan kulit yang mengelupas untuk memasukkan kembali flagellata ke dalam usus pencernaannya.
f)       Pernapasan Ikan Paus
Ikan paus adalah mamalia yang mirip ikan dan hidup di air. Paus memiliki paru-paru yang harus diisi dengan oksigen dari permukaan laut minimal setiap setangah jam sekali. Ikan paus ketika muncuk ke permukaan akan membuang udara kotor lewat hidung mirip seperti air mancur yang berisi karbon dioksida bercampur uap air jenuh yang terkondensasi.


Thursday, April 23, 2015

Jaringan pada Tumbuhan


Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah. Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam :
1.      Jaringan Epidermis
è Jaringan yang letaknya paling luar
è Menutupi permukaan tubuh tumbuhan.
Fungsi jaringan epidermis:
  • Pelindung, tidak dapat ditembus air dari luar, kecuali akar yang muda.
  • Peresap air dan mineral pada akar yang muda. Oleh karena itu akar-akar yang muda epidermisnya diperluas dengan tonjolan-tonjolan yang disebut bulu akar.
  • Untuk penguapan air yang berlebihan. Bisa melalui evaporasi atau gutasi
  • Tempat difusi O2 dan CO2 sewaktu respirasi, terjadi pada epidermis yang permukaannya bergabus.



Epidermis memiliki beberapa struktur khas sebagai berikut :
à Stomata (mulut daun). Sekitar stomata terdapat sel yang berklorofil disebut sel penutup. Stomata berfungsi sebagai tempat masuknya CO2 dan keluarnya O2 sewaktu berfotosintesis. Selai itu stomata juga berfungsi untuk penguapan air
à Trichoma, yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan luar dari epidermis daun dan batang. Berfungsi untuk menahan penguapan air.
à Bulu-bulu akar, yaitu rambut-rambut yang tumbuh pada permukaan akar yang dapat diresapi oleh larutan garam-garam tanah.

2.      Jaringan Parenkim (jaringan dasar)
  •  Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm.
  • Sel parenkim yang mengandung klorofil à klorenkim,
  • Sel parankim yang mengandung rongga-rongga udara à aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.


3. Jaringan Penguat/Penyokong
    v  Nama lainnya stereon.
    v  Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan.
    v  Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim.
o   Kolenkim
Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak.
o   Sklerenkim
Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid.


4. Jaringan Pengangkut
    v  Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
    v  Ada 2 macam jaringan;
  • Floem bertugas untuk mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tanaman         
  • Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian             tubuh tumbuhan.

Xilem ada 2 macam: trakea dan trakeid. 

5. Jaringan Gabus
v  Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air.
v  Pada Dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem.

GERAK PADA TUMBUHAN

GERAK PADA TUMBUHAN

Jika pada hewan rangsang disalurkan melalui saraf, maka pada tumbuhan rangsang disalurkan melalui benang plasma (PLASMODESMA) yang masuk ke dalam sel melalui dinding yang disebut NOKTAH.

Gerak pada tumbuhan dibagi 3 golongan, yaitu :
1.      Gerak HIGROSKOPIS
yaitu gerak yang ditimbulkan oleh pengaruh perubahan kadar air.
Misalnya:
-      gerak membukanya kotak spora.
-      pecahnya buah tanaman polong.

2.      Gerak ESIONOM
yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang dari luar.
a.    TROPI (TROPISME) yaitu gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah rangsang. Tropisme positif jika mendekati rangsang dan tropisme negatif jika menjauhi.
Tropisme ada 5, yaitu:
-      Fototropi (rangsangan cahaya),
Contoh gerak fototropisme positif adalah tanaman biji-bijian yang sedang tumbuh tunas.
-      Geotropi (rangsangan gaya tarik bumi),
Contoh geotropisme positif adalah pertumbuhan akar yang selalu menuju kebawah atau kedalam tanah.




-      Hidrotopi (rangsangan air),
Contoh hidrotropisme positif adalah arah pertumbuhan ujung akar didalam tanah yang selalu menuju ketempat yang mengandung air.

-      Tigmotropi / Haptotropisme (rangsangan singgungan),
Contohnya sulur markisa dan batang mentimun yang membelit tanaman lain.
-      Kemotropi (rangsangan zat kimia).
Contoh-contoh Kemotropisme :
Gerak tumbuh akar menuju ke daerah-daerah yang banyak mengandung unsur-unsur hara; Gerak berbeloknya ujung akar menjauhi besi yang berkarat didalam tanah; Gerak benang sari menuju ke indung telur karena adanya rangsang berupa senyawa kimia yang dikeluarkan oleh indung telur.

b.    TAKSIS yaitu gerak berpindah seluruh tubuh tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang. Seperti bentuk tropisme, terdapat taksis positif dan negatif.
Beberapa bentuk taksis :
-      Fototaksis
Misalnya:
§  Gerak sopra kembara dari jamur Pilobolus.
§  Gerak kloroplas menuju sisi sel yang mendapat sinar matahari
Euglena pada pagi hari bergerak kearah datangnya sinar matahari, tetapi pada siang hari Euglena akan bergerak menjauhi sinar matahari.
-      Kemotaksis
Contohnya:
§  Bakteri aerob pada percobaan Engelmann bergerak menuju bagian pita kloroplas yang terkena cahaya karena bagian tersebut mengeluarkan oksigen.
§  Gerak spermatozoid pada lumut / tumbuhan paku menuju sel telur karena pengaruh zat kimia berupa zat gula / protein.

c.    NASTI yaitu gerak bagian tumbuhan yang tidak dipengaruhi arah rangsang. Gerak ini disebabkan terjadinya perubahan tekanan turgor akibat pemberian rangsang.
Gerak nasti ada 7 yaitu:
-      Tigmonasti/seismonasti (sentuhan),
Contoh seismonasti adalah gerak menutupnya daun putri malu (Mimosa pudica) karena sentuhan

-      Niktinasti (suasana gelap),
Contohnya gerak menutupnya daun majemuk (lamtoro, turi) karena cahaya gelap dan gerak tidur petai daun petai cina pada malam hari.
-      Termonasti (panas),
Contohnya mekarnya bunga tulip pada suhu tertentu.
-      Fotonasti (cahaya),
Contoh fotonasti adalah gerak mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) pada sore hari, gerak mekarnya bunga waru (Hibiscus tiliaceus) dan gerak mekarnya bunga kupu-kupu.
-      Kemonasti (zat kimia),
Contohnya adalah membukanya mulut daun (stomata) pada siang hari karena adanya karbondioksida.
-      Hidronasti (air),
-      Nasti kompleks ( rangsang lebih dari satu macam contohnya gerak membuka menutupnya stomata dipengaruhi oleh cahaya,zat  kimia dan suhu)

3.      Gerak ENDONOM/AUTONOM
Gerak endonom adalah gerakan pada tumbuhan yang diakibatkan oleh rangsangan yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri.
Gerak endonom ada 2 yaitu :
a.       Endonom nutasi yang merupakan gerakan spontan (gerak aliran sitoplasma pada tanaman air Hydrilla verticillata).
b.      Endonom higroskopis yaitu akibat kadar air yang rendah (contoh : pecah kacang polong-polongan saat kering).
Contohnya lainnya yaitu gerak melengkungnya kuncup daun karena perbedaan kecepatan tumbuh.


Wednesday, April 22, 2015

ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

Zat adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug dependence). Kelompok zat adiktif adalah narkotika (zat atau obat yang berasal dari tanaman) atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan
rasa sakit, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetik, bukan narkotika dan berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Yang termasuk ke dalam golongan psikotropika, yaitu LSD (Lysergic Acid Diethylamide) dan amfetamin.
Para ahli menggolongkan narkoba ini menjadi tiga golongan besar berdasarkan efeknya terhadap susunan saraf pusat. Golongan ini antara lain stimulan, depresan, dan halusinogen.

1.      Stimulan
Stimulan bersifat menstimulasi sistem saraf simpatik melalui pusat di hipotalamus sehingga meningkatkan kerja organ. Contoh stimulant yaitu kafein, nikotin, atau amfetamin, kokain, shabu, ekstasi.
--      Efek dari pemakaian obat ini adalah: menghambat perasaan lapar, menurunan perasaan letih, menurunkan kebutuhan tidur, memicu kerja jantung, serta meningkatkan tekanan darah. Dalam dunia medis, kokain digunakan untuk anestesi (pembiusan local), khusunya untuk operasi pembedahan hidung, tenggorokan, dan telinga. meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, dan mengecilkan pupil dan meningkatkan gula darah.

2.      Depresan
Depresan berfungsi untuk mengurangi kegiatan system saraf sehingga menurunkan aktivitas pemakainya. Ada 5 kategori utama depresan, yaitu sebagai berikut:
a.       etanol (etil alkohol)
b.      barbiturat, mencakup obat-obat flu seperti seconal dan amytal
Barbiturat tergolong obat penenang yang digunakan untuk membantu agar cepat tidur, menghalau kecemasan, ketegangan, dan frustasi. Dalam dunia medis, barbitural digunakan untuk obat tidur, epilepsy, dan obat penenang pada saat stres.
c.       obat penenang, paling banyak dipakai adalah diazepam (valium)
d.      opiat, mencakup opium, morfin, kodoin, dan metadon
Morfin diperoleh dari getah tumbuhan Papaver somniferum. Berguna untuk mennghilangkan/mengurangi rasa sakit, memberikan perasaan nyaman /gembira, dan mengurangi perasaan cemas/gelisah. Dalam dunia medis, morfin digunakan untuk meredakan penyakit batuk dan mengatasi rasa sakit pada pembedahan.
e.       anastetik, mencakup kloroform, eter, dan sejumlah hidrokarbon lain yang mudah menguap dan biasa digunakan sebagai pelarut, misalnya benzen, toluena, dan
karbon tetraklorida.

Di Indonesia para pengedar menamakan obat-obatan ini sebagai pil koplo. Penyalahgunaan obat penekan saraf dapat menimbulkan berbagai macam efek:
  1. perasaan menjadi labil,
  2. bicara tak karuan dan tidak jelas,
  3. mudah tersinggung,
  4. daya ingat dan koordinasi motorik terganggu sehingga jalannya menjadi limbung.


3.      Halusinogen
Halusinogen meliputi ganja, LSD (Lysergic Acid Diethylamide), STP (mirip amfetamin), THC (Tentra Hydro Cannabinol), mesakolin (dari pohon kaktus peyote), ketamine, psilosibin (dari jenis jamur), dan PCP (Phencyclidine) suatu obat bius hewan.
Efek yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan obat halusinasi ini:
  1. Keringat berlebihan, denyut jantung menjadi cepat dan tak teratur, timbul perasaan cemas, tekanan darah naik, frekuensi pernafasan naik, produksi air liur berlebihan, pilek dan muntah-muntah.
  2. Pupil mata melebar dan pandangan mata kabur.
  3. Terjadi gangguan koordinasi motorik dan terjadi halusinasi.
  4. LSD dipakai untuk membantu pengobatan bagi orang-orang yang mengalami gangguan jiwa atau sakit ingatan.


Ciri-ciri umum pecandu narkoba adalah:
Kesehatan dan Emosi
a.         Sering menguap padahal tidak mengantuk
b.        Batuk dan pilek berkepanjangan
c.         Sering pusing, otot kaku, suhu tubuh tidak normal (demam)
d.        Diare, perut melilit
e.         Mata sering berair dan merah
f.         Sesak napas
g.        Takut air
h.        Mudah tersinggung
i.          Mulut berbau
j.          Agresif, yang ditandai dengan sering berkelahi, mabuk
k.        Senang mendengarkan musik keras-keras
l.          Emosi tidak stabil

Perubahan Sikap Pribadi
  1. Sering menyendiri, menghindar dari pergaulan
  2. Menunjukkan sikap acuh
  3. Suka ingkar janji
  4. Malas mengurus diri
  5. Banyak menghabiskan waktu di kamar mandi
  6. Jika ditanya sikapnya defensif dan penuh kebencian
  7. Mudah bertindak dan bersikap kasar kepada orang lain
  8. Sering berbohong
  9. Terlibat tindak kejahatan (mencuri, mencopet, dan lain-lain)


TANAMAN TRANSGENIK

Tanaman transgenik merupakan tanaman yang memiliki gen atau telah disisipi gen dari organisme lain, dan dapat pula disebut sebagai Genetically Modified Organism (organisme yang termodifikasi secara genetik). Secara sederhana, modifikasi genetik dapat didefinisikan sebagai transfer bahan genetik dari spesies yang berbeda (tumbuhan, bakteri atau hewan) atau dari gen yang disintesis secara kimiawi ke dalam tanaman sasaran.
Tanaman transgenik merupakan salah satu hasil dari rekayasa genetika, dimana sebagian besar rekayasa atau modifikasi sifat tanaman dilakukan untuk mengatasi kebutuhan pangan penduduk dunia yang semakin meningkat dan juga permasalahan kekurangan gizi manusia, sehingga pembuatan tanaman transgenik juga menjadi bagian dari pemuliaan tanaman.

Sejarah
Ø  Transformasi genetik yang berhasil pada tanaman barley dan gandum baru terjadi pada pertengahan 1990-an.
Ø  Tanaman transgenik pertama yang berhasil diproduksi dan dipasarkan adalah jagung dan kedelai. Keduanya diluncurkan pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 1996.

Pembuatan Tanaman Transgenik
Ø  Pembuatan tanaman transgenik umumnya diambil dari organisme yang memiliki sifat unggul tertentu. Misal, pada proses membuat jagung Bt tahan hama, para pakar bioteknologi memanfaatkan gen bakteri Bacillus thuringiensis (Bt) penghasil racun mematikan bagi hama tertentu. Dimana gen Bt ini kemudian disisipkan ke rangkaian gen tanaman jagung, sehingga tanaman resipien (jagung) akan mewarisi sifat toksik terhadap hama dari bakteri Bacillus thuringiensis (Bt).
Ø  Untuk menyisipkan sebuah gen pada sel tumbuhan, kita membutuhkan vektor tertentu. Vektor adalah organisme yang berfungsi sebagai kendaraan pembawa materi genetik yang akan disisipkan. Sel tumbuhan tidak memiliki plasmid seperti bakteri sehingga pilihan vektor yang berpotensi untuk memasukkan gen ke dalam sel tanaman juga terbatas. Sejauh ini, vektor terbaik untuk menyisipkan gen pada tanaman adalah Agrobacterium tumefaciens. Hal ini karena bakteri tersebut memiliki Ti-plasmid (Tumor Inducing Plasmid) yang dapat berintegrasi ke dalam DNA tumbuhan.

Gambar. Ilustrasi penyisipan gen pada tanaman.
Gambar dari: Biology, 7th Edition, Raven dkk, New York: McGraw Hill Higher Education (2005).


Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menyisipkan gen pada suatu sel tanaman:
  1. Ti-Plasmid yang terdapat pada bakteri Agrobacterium dikeluarkan dari sel bakteri Agrobacterium kemudian dipotong dengan menggunakan enzim endonuklease restriksi.
  2. Isolasi DNA pengkode protein (gen) yang kita inginkan dari organisme tertentu.
  3. Sisipkan gen yang kita inginkan tersebut pada plasmid dan rekatkan dengan enzim DNA ligase.
  4. Masukkan kembali plasmid yang sudah disisipi gen ke dalam bakteri Agrobacterium.
  5. Plasmid yang sudah tersisipi gen akan terduplikasi pada bakteri Agrobacterium.
  6. Selanjutnya, bakteri akan masuk ke dalam sel tanaman dan mentransfer gen.
  7. Kemudian, sel tanaman akan membelah. Tiap-tiap sel anak akan memperoleh gen baru dalam kromosom dari sel tanaman dan membentuk sifat/karakteristik yang baru (yang sesuai dengan gen yang disisipkan).
Proses transformasi gen pada plasmid ke sel tanaman dan proses perbanyakan (multiplikasi) sel-sel tanaman dapat kita simak pada gambar di bawah.

Gambar. Transformasi gen pada plasmid ke sel tanaman.
Gambar dari: An Introduction to genetic analysis, Griffiths dkk, New York: W.H. Freeman (1996).

Dari gambar di atas, dapat diamati bahwa bakteri yang telah terintegrasi dengan Ti-plasmid akan dimasukkan ke dalam potongan kecil dari sel tanaman/eksplan (misalnya potongan kecil dari daun). Metode untuk memasukkan DNA plasmid yang terdapat pada sel bakteri ke dalam sel tanaman ini disebut dengan transformasi. Di sini, gen pengkode protein tertentu yang sudah bergabung pada Ti Plasmid akan tersisip pada kromosom tanaman.
Selanjutnya, eksplan yang sudah memiliki gen tertentu tersebut akan dikulturkan/dibiakkan secara in vitro (di luar tubuh tanaman, misalnya pada cawan petri). Eksplan dari tanaman tersebut akan tumbuh menjadi kalus (kumpulan sel) yang dapat diinduksi untuk membentuk batang dan akar. Kalus ini akan tumbuh menjadi plantlet (tanaman kecil). Plantlet kemudian akan tumbuh menjadi individu tanaman transgenik yang bisa ditanam di tanah.
Untuk mendeteksi gen pengkode protein tertentu yang kita inginkan sudah masuk atau belum ke dalam suatu tanaman, kita membutuhkan tes/ujicoba. Misalnya, jika yang kita sisipkan itu adalah gen pengkode kanamycin, kita dapat memasukkan kanamycin ke dalam suatu medium dan meletakkan sel tanaman yang sudah disisipi gen pengkode kanamycin. Tanaman yang sudah tersisipi gen pengkode kanamycin akan tumbuh di medium tersebut, sedangkan sel tanaman yang tidak tersisipi tidak akan tumbuh dalam medium tersebut.


Manfaat tanaman transgenik
Ø  Tanaman transgenik dapat menghasilkan jenis tanaman baru yang tahan terhadap kondisi pertumbuhan yang ekstrim seperti lahan kering, lahan yang berkadar garam tinggi dan suhu lingkungan yang ekstrim.
Contoh kedelai yang tahan herbisida dapat mempertahankan kondisi bebas gulamnya hanya dengan separuh dari jumlah herbisida yang digunakan secara normal.
Ø  Tanaman transgenik dapat meningkatkan sifat-sifat fungsional yang dikehendaki, seperti mereduksi sifat atau daya alergi (toksisitas), menghambat pematangan buah, kadar pati yang lebih tinggi serta daya simpan yang lebih panjang.
Misalnya, kentang yang telah mengalami teknologi rDNA, kadar patinya menjadi lebih tinggi sehingga akan menyerap sedikit minyak bila goreng (deep fried). Dengan demikian akan menghasilkan kentang goreng dengan kadar lemak yang lebih rendah.
Ø  Meningkatkan atau membuat sifat-sifat tertentu pada tanaman yang dikehendaki, misalnya meningkatkan kadar protein atau lemak serta meningkatkan kadar fitokimia dan kandungan gizi.
Kekurangan gizi yang nyata adalah kekurangan vitamin A, yodium, besi dan zink. Untuk menanggulanginya, dapat dilakukan dengan menyisipkan gen khusus yang mampu meningkatkan senyawa-senyawa tersebut dalam tanaman. Contohnya telah dikembangkan beras yang memiliki kandungan betakaroten dan besi sehingga mampu menolong orang yang mengalami defisiensi senyawa tersebut dan mencegah kekurangan gizi pada masyarakat (Mahmud, 2011).

Resiko Tanaman Transgenik
Ø  Tanaman transgenik dapat mempengaruhi kesehatan manusia yaitu dapat menjadi alergen (senyawa yang menimbulkan alergi) baru bagi manusia.
Untuk menanggapi hal tersebut, para peneliti menyatakan bahwa sebelum suatu tanaman transgenik diproduksi secara massal, akan dilakukan berbagai pengujian potensi alergi dan toksisitas untuk menjamin agar produk tanaman tersebut aman untuk dikonsumsi. Apabila berpotensi menyebabkan alergi, maka tanaman transgenik tersebut tidak akan dikembangkan lebih lanjut.
Ø  Berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem.
Salah satunya adalah terbentuknya hama atau gulma super (yang lebih kuat atau resisten) di lingkungan. Kekhawatiran ini terlihat jelas pada perdebatan mengenai jagung Bt yang memiliki racun Bt untuk membunuh hama lepidoptera berupa ngengat dan kupu-kupu tertentu. Ada kemungkinan hama yang ingin dibunuh dapat beradaptasi dengan tanaman tersebut dan menjadi hama yang lebih tahan atau resisten terhadap racun Bt. Selain itu, kupu-kupu Monarch, yang bukan merupakan hama jagung, ikut terkena dampak berupa peningkatan kematian akibat memakan daun tumbuhan perdu (Asclepias) yang terkena serbuk sari dari jagung Bt.
Ø  Timbulnya perpindahan gen secara tidak terkendali dari tanaman transgenik ke tanaman lain di alam melalui penyerbukan (polinasi). Serbuk sari dari tanaman transgenik dapat terbawa angin dan hewan hingga menyerbuki tanaman lain. Akibatnya, dapat terbentuk tumbuhan baru dengan sifat yang tidak diharapkan dan berpotensi merugikan lingkungan.
Ø  Ketergantungan petani kepada produsen untuk membeli produk tanaman transgenic. Mengembangkan produk transgenik membutuhkan biaya yang besar dan umumnya dilakukan oleh perusahaan swasta maupun pemerintah di negara maju. Untuk mengembalikan biaya investasi perusahaan dan melindungi produk hasil investasinya, tanaman transgenik yang telah diproduksi akan dipatenkan. Pemberlakuan paten pada produk transgenik dapat mengakibatkan petani kehilangan kemampuan memproduksi benih secara mandiri dan harus membeli pada produsen dari negara maju. Ketergantungan para petani terhadap produsen semakin meningkat dengan ditemukannya teknologi "gen bunuh diri". Sebagian tanaman transgenik disisipi "gen bunuh diri" yang menyebabkan tanaman hanya bisa ditanam satu kali dan biji keturunan selanjutnya bersifat mandul (tidak dapat berkembang biak). Hal ini akan menyebabkan terjadinya arus modal dari negara berkembang ke negara maju untuk pembelian bibit transgenik setiap kali akan melakukan penanaman.
Kekhawatiran terhadap tanaman transgenik memunculkan “Surat Terbuka Ilmuwan Dunia kepada Seluruh Pemerintah Dunia”. Surat tertanggal 21 Oktober 1999 itu ditandatangani 136 ilmuwan dari 27 negara. Isinya, antara lain meminta penghentian segera seluruh pelepasan tanaman rekayasa genetika dan juga produk rekayasa gen. Alasannya, tanaman transgenik tidak memberikan keuntungan. Hasil panennya secara signifikan rendah dan butuh lebih banyak herbisida. Makin memperkuat monopoli perusahan atas bahan pangan dan memiskinkan petani kecil. Mencegah perubahan mendasar pada upaya pertanian berkelanjutan yang dapat menjamin keamanan pangan dan kesehatan dunia (Suyono,2001).
Temuan terbaru menunjukkan, penyebaran horizontal gen penanda dan DNA transgenik lainnya dapat terjadi, tak hanya melalui sistem pencernaan, melainkan juga lewat saluran pernapasan karena mengirup serbuk sari atau debu. Cauliflower mosaic viral promoter yang banyak digunakan dalam tanaman transgenik dapat meningkatkan transfer gen secara horisontal dan berpotensi menghasilkan virus baru yang menyebarkan penyakit baru (Berita Bumi, 1999).